Firasat Kuat Kedua Anak Junior Priadi sebelum Lion Air JT 610 Jatuh

RINDI tampak kuat. Di depan kedua anaknya, Kakak Al (5) dan Kekey (4). Wanita 32 tahun itu baru saja mendengar kabar pesawat Lion Air JT 610 yang ditumpangi sang suami, Junior Priadi (32), jatuh di perairan Karawang, Senin pagi (29/10). Radar Cirebon menemui Rindi yang menetap di rumah mertuanya di Pilang Sari Endah, Cirebon. Dia menceritakan, sang suami yang mendapatkan promosi pada September 2018 di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Babel sebagai account representative itu baru pulang ke Cirebon Jumat lalu (26/10). Minggu malam (28/10), saat suami sekaligus ayah dari anak-anak mereka itu akan ke Jakarta, Kakak Al dan Kekey tidak mau salaman. Maunya ikut ayah. Terutama Kakak Al, meminta Yanda (panggilan kepada ayahnya) untuk tidak berangkat. Baca: 3 dari 189 Korban Lion Air JT 610 Warga Cirebon Daftar Penumpang Pesawat Lion Air JT-610 yang Jatuh di Tanjung Karawang Setelah dibujuk, akhirnya Kakak Al minta ikut ke stasiun. Jadwal keberangkatan kereta api pukul 21.00 WIB. Mengantar Yanda ke Jakarta, untuk selanjutnya esok harinya (Senin pagi) terbang menuju Pangkalpinang. Sepulang dari stasiun, cerita Rindi, Kakak Al kembali menangis. Kali ini lebih kencang. Sambil menyebut, kangen Yanda. Ketidakrelaan anak-anaknya itu seperti menjadi firasat kuat kejadian yang akan menimpa ayahnya, Junior Priadi. Sementara Rindi tidak menyangka jika hari itu menjadi momen pertemuan terakhir dengan suaminya. “Saya juga kembali membujuknya, nanti Yanda akan pulang lagi. Dan rencananya tanggal 3 November ini memang akan pulang ke Cirebon lagi,\" ujarnya. Pagi kemarin, tambah Rindi, sekitar pukul 05.30 WIB, sang suami sempat mengabarkan sudah boarding dengan pemberangkatan pesawat 06.10 WIB. Sekitar pukul 08.30 WIB, Rindi menyapa lewat WhatsApp (WA). Menanyakan apakah sudah sampai di Pangkalpinang. Tapi tidak ada jawaban. Pesan WA itu hanya check list.

Sumber: